perusahaan distribusi B2B kesulitan menyatukan data dari ERP, CRM, dan Excel tim lapangan; laporan sering terlambat dan tidak seragam definisinya. Kami merancang data operating model: kamus data bisnis (single definition untuk “order”, “net revenue”, “OTIF”), lineage, serta kebijakan kualitas data (validasi, deduplikasi, SLA refresh).

Teknisnya, kami bangun data pipeline terjadwal dengan kontrol kualitas di setiap tahap, lalu menyusun model semantik dan data mart per fungsi (Sales, Supply, Finance). Dashboard interaktif menghadirkan KPI yang disepakati—GMV, margin kontribusi, DSO/DPO, dan perputaran persediaan—lengkap dengan drill-down per wilayah dan product line.

Untuk keberlanjutan, kami melatih data steward di masing-masing divisi dan membuat playbook self-service BI (template, akses, dan best practice visual). Dampaknya, rapat eksekutif berpindah dari “debat angka” menjadi “aksi berbasis insight”, lead time pembuatan laporan terpangkas, dan keputusan harga/promosi dapat dievaluasi mingguan, bukan per kuartal.